Camar
Camar,
pinjamkan aku seketika - sepasang kepakmu,
agar bisa kubawa terbang,
jiwa yang hina ini,
belajar mengerti alam,
melalui mata hati.
Camar,
turun nanti ceritakan padaku,
tentang bisikan tahmid pohon dan gunung;
juga lantunan tasbih angin dan samudera,
yang terus-terus pada Rabbi.
Agar bisa kuhitung zikirku sendiri,
yang tak pernahnya mencukupi.
Camar,
sungguh aku cemburu,
padamu yang bisa terbang - tinggi dan jauh;
sedang aku, berjalan di tanah pun,
sering terjatuh.
Camar,
Maha Suci Dia (yang menciptakan),
kau dan aku.
Balqis,
Ekspidisi Jelajah Sudak II,
(mencari jalan keluar)
2 April 2010
Camar,
pinjamkan aku seketika - sepasang kepakmu,
agar bisa kubawa terbang,
jiwa yang hina ini,
belajar mengerti alam,
melalui mata hati.
Camar,
turun nanti ceritakan padaku,
tentang bisikan tahmid pohon dan gunung;
juga lantunan tasbih angin dan samudera,
yang terus-terus pada Rabbi.
Agar bisa kuhitung zikirku sendiri,
yang tak pernahnya mencukupi.
Camar,
sungguh aku cemburu,
padamu yang bisa terbang - tinggi dan jauh;
sedang aku, berjalan di tanah pun,
sering terjatuh.
Camar,
Maha Suci Dia (yang menciptakan),
kau dan aku.
Balqis,
Ekspidisi Jelajah Sudak II,
(mencari jalan keluar)
2 April 2010
Cuaca cerah, setting kamera yang salah? Entah.
6 buah bicara:
Sudak tu kat mana??
citer sikit...mesti best ekspedisi tu
Sudak?
InsyaALlah, akan saya ceritakan dalam entri seterusnya... tunggu ya!
^^
Senyum.
Senyum.
Ah, betapa.
Ke Turki 'musim lepas', saya menulis sebuah puisi tentang camar. Terpegun indahnya. Terasa seakan ada suatu misteri tentang burung ini.Cuma tidak berani menurunkannya dalam blog.
Akak mendahului.
Ha.
Senyum.
Senyum.
Senyum.
Sungguhkah?
Benar burung ini agak misteri. Sewaktu di tanjung, yang ada hanya seekor, terbang berpusing-pusingan melewati kami, seakan-akan tahu kami sedang memandangnya penuh rasa kagum. Harap suatu hari nanti dapat membaca puisi camar kamu. Dari Turki, pasti ada kelainan. ^^
Ha.
dah lama aku menyepi kan...
kak balqis pandai ambil gambar ya?
saya suka kan gambar yang cantik. tapi saya tak pandai mengambil gambar yang cantik. semua ini kena ada seni dan bakat kan.
dalam keluarga, ayah dan adik lelaki pandai tentang semua ini. saya punya hasil selalu kena kutuk je. hakhak.
Akak suka mengambil gambar. Suka seni fotografi. Tapi kebanyakan gambar di Sudak diambil oleh kawan akak. Entah, rasanya diri sendiri pun tak ada bakat, tapi kerna minat, cuba-cuba juga, eheh. ;p
Yup, akak pun suka gambar yang cantik, lagi-lagi gambar yang membawa maksud yang mendalam, yang seribu satu interpretasi ada padanya. sentimentalnya, oh!
Post a Comment
Assalamualaikum teman-teman, terima kasih kerana sudi meninggalkan jejak bicara kamu, sekurang-kurang kalian telah hadir menceriakan hari-hari saya di persimpangan ini. Jazakumullah!!